Tugas Etika Profesi TIK













Serangan DarkHotel.
 
Aksi spionase Darkhotel yang melakukan aksinya secara tersembunyi selama setidaknya  hampir empat tahun, untuk mencuri data penting milik para petinggi perusahaan yang sedang bepergian ke luar negeri. Para pelaku Darkhotel menyerang targetnya ketika korban menginap di hotel mewah. Pelaku juga tidak pernah mengincar target yang sama sebanyak dua kali. Pelaku melakukan penyerangan dengan perhitungan yang tepat, mendapatkan semua data berharga yang mereka butuhkan dari target pertama, menghapus jejak kejahatan mereka dan kemudian bersembunyi sambil menunggu target selanjutnya.
Targetnya termasuk para eksekutif penting dari Amerika Serikat dan Asia yang berbisnis dan berinvestasi di wilayah Asia Pasifik, seperti para CEO, wakil presiden senior, direktur penjualan, dan pegawai senior research & development.
Para pelaku serangan Darkhotel memiliki perangkat pengacauan yang efektif dalam jaringan hotel yang menyediakan akses yang luas selama bertahun-tahun, bahkan dalam sistem yang diyakini aman dan memiliki privasi. Mereka menunggu sampai para target melakukan check-in dan tersambung dengan jaringan Wi-Fi hotel, memasukan nomor kamar dan nama pada kotak login. Para pelaku melihat target pada jaringan yang telah diambil alih dan memperdaya target untuk mengunduh dan meng-install sebuah backdoor. Backdoor ini dikemas dalam bentuk perangkat lunak valid yang harus diperbaharui seperti Google Toolbar, Adobe Flash, atau Windows Messenger.
Para target yang tidak menaruh curiga itu kemudian mengunduh “paket selamat datang” dari hotel tersebut yang hanya akan menulari perangkat mereka dengan backdoor, yaitu software spionase Darkhotel.
Ketika berada dalam sistem, backdoor tersebut digunakan lebih jauh untuk mengunduh alat pencurian yang lebih canggih seperti sebuah keylogger canggih, program troja Karba dan sebuah modul pencurian informasi. Alat ini mengumpulkan data tentang sistem dan perangkat anti-malware yang terpasang pada perangkat, mencuri semua keystrokes, dan memburu tempat penyembunyian password di Firefox, Chrome, dan Internet Explore. Selain itu, alat ini juga mengambil informasi login Gmail Notifier, Twitter, Facebook, Yahoo! dan Google, serta informasi pribadi lainnya. Para korban kemudian akan kehilangan data penting, misalnya kekayaan intelektual dari perusahaan tempat mereka bekerja. Setelah melakukan penyerangan, para pelaku dengan sangat hati-hati menghapus jejaknya dari jaringan hotel dan kembali ke persembunyiannya.
Untuk mencegah ini, Kaspersky Lab memberikan tips agar terhindar dari serangan Darkhotel.
  1. Perbaharui (update) perangkat pihak ketiga Anda sebelum melakukan perjalanan. Ketika bepergian, selalu waspada terhadap pembaharuan perangkat lunak. Konfirmasikan bahwa pemasangan pembaruan yang diusulkan telah disetujui oleh vendor yang tepat.
  2. Gunakan produk anti-malware yang kuat dan terbaik. Pastikan keamanan internet Anda termasuk pertahanan proaktif terhadap ancaman baru bukan hanya perlindungan antivirus dasar.
  3. Gunakan perangkat ‘perjalanan’ terpisah atau, cara alternatif, gunakan perangkat virtual khusus saat Anda sedang melakukan perjalanan.
  4. Gunakan Virtual Private Network (VPN) saat bepergian. Anda akan mendapatkan sambungan komunikasi terenkripsi ketika mengakses jaringan Wi-Fi umum atau semi-privasi.
  5. Gunakan dua faktor pembuktian keaslian untuk e-mail dan layanan lainnya yang bersifat rahasia.
  6. Gunakan kode sandi (password) yang kuat untuk setiap sumber yang Anda akses.
  7. Gunakan e-mail terpisah untuk akun Skype dan IM ketika bepergian.      
Read More …










Penyebaran Virus melalui Media Sosial


Penyebaran virus dengan sengaja, ini adalah salah satu jenis kasus cyber crime yang terjadi pada bulan Juli 2009, Twitter (salah satu jejaring social yang sedang naik pamor di masyakarat belakangan ini) kembali menjadi media infeksi modifikasi New Koobface, worm yang mampu membajak akun Twitter dan menular melalui postingannya, dan menjangkiti semua follower. Semua kasus ini hanya sebagian dari sekian banyak kasus penyebaran malware di seantero jejaring social. Twitter tak kalah jadi target, pada Agustus 2009 diserang oleh penjahat cyber yang mengiklankan video erotis. Ketika pengguna mengkliknya, maka otomatis mendownload Trojan-Downloader.Win32.Banload.sco.
Modus serangannya adalah selain menginfeksi virus, akun yang bersangkutan bahkan si pemiliknya terkena imbas. Karena si pelaku mampu mencuri nama dan password pengguna, lalu menyebarkan pesan palsu yang mampu merugikan orang lain, seperti permintaan transfer uang . Untuk penyelesaian kasus ini, Tim keamanan dari Twitter sudah membuang infeksi tersebut. Tapi perihal hukuman yang diberikan kepada penyebar virusnya belum ada kepastian hukum.

Read More …